A.
Ekstraksi
dengan pelarut menguap ( solvent
extraction )
·
Teknik Ekstraksi Pelarut Menguap
Teknik ini memanfaatkan
pelarut menguap untuk memisahkan minyak dari jaringan tumbuhan. Digunakannya
dikarenakan sifat dari pelarut menguap yang bertitik didih rendah sehingga
mudah dipisahkan pada saat pemurnian.
·
Pemilihan Pelarut
Ada beberapa syarat ideal
untuk menjadikan suatu pelarut organik menjadi pelarut .syarat ideal dari suatu
pelarut menurut versi Ernest Guenther :
1)
Pelarut harus dapat melarutkan semua zat wangi
bunga dengan cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti
lilin, pigmen, senyawa albumin, dengan kata lain pelarut bersifat selektif.
2)
Harus memiliki titik didih cukup rendah, agar
dapat di uapkan pada saat suhu rendah, namun juga jangan terlalu rendah, karena
ditakutkan pada suhu ruanganakan kehilangan sebagian besar pelarut.
3)
Pelarut tidak boleh larut dalam air.
4)
Pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak
bereaksi dengan komponen minyak bunga.
5)
Harga serendah mungkin dan tidak mudah
terbakar.
Namun tidak ada pelarut
mutlak yang sesuai dengan syarat diatas, sehingga kita dapat saja memilih
pelarut yang lebih mendekati beberapa sifat diatas, selain untuk tujuan
ekonomis kita juga harus memikirkan efisiensi pelarut1.
Beberapa pelarut yang
sudah digunakan sebagai pelarut pada proses ekstraksi pelarut menguap antara
lain Petroleum eter2 dengan nama dagang wash benzen, normal Hexan (n-Hexana),
Benzena, alkohol dan masih banyak lagi pelarut organic yang dapat digunakan.
·
Peralatan Ekstraksi Pelarut Menguap
Beberapa alat yang
digunakan pada proses ekstraksi pelarut menguap antara lain :
1)
Ekstraktor.
2)
Evaporator Concrete dan absolute.
3)
Ice Box.
4)
Separator Kaca.
5)
Saringan.
6)
Penampung.
7)
Lemari Pendingin.
Ekstraktor
Kegunaan ekstraktor
adalah wadah untuk melarutkan minyak atsiri pada bunga melati dengan pelarut
menguap. Biasanya terbuat dari stainless steel ataupun kaca. Ekstraktor
memiliki dua tipe yakni tipe berdiri biasanya disebut dengan stationary
extractor dan yang kedua adalah ekstraktor tipe tidur atau biasa disebut rotary
extractor.
Evaporator
Evaporator digunakan
dalam pemekatan minyak atsiri menjadi concrete dan absolutes. Sistemnya dengan
memanfaatkan perbedaan titik didih antara pelarut dan minyak atsiri bunga
melati. Untuk mendukung kinerja evaporator perlu disertakan pompa vakum agar
tekanan dalam tabung evaporator dapat ditekan serendah mungkin yang nantinya
akan berhubungan dengan suhu yang digunakan dapat lebih rendah.Suhu dan tekanan
menjadi kunci dalam proses evaporasi, semakin rendah suhu maka semakin baik
minyak yang didapatkan. Karena Minyak bunga alamiah mudah rusak terhadap suhu
tinggi.Evaporator terdiri dari labu tempat hasil ekstraksi ataupun concrete,
lalu penangas air, kondensor, penampung hasil dan pompa vakum. Semakin teliti
evaporator (dalam segi suhu dan tekanan) maka semakin bagus kualitas minyak
yang dihasilkan, namun tidak terlepas dari sumber daya manusia yang
menanganinya.
·
Proses Ekstraksi Pelarut Menguap
Proses Ekstraksi dimulai
dari persiapan bahan, dimana kita harus ekstra teliti untuk memilih bahan baku,
jika salah memilih bahan baku maka kita dipastikan gagal mendapatkan minyak
dengan kualitas yang baik.
Kita dapat melihat proses ekstraksi pelarut meguap pada
bunga melati yang di gunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri .
Setelah bunga melati
dipanen dari kebun, maka proses selanjutnya adalah membawanya ke workshop6.
Untuk 100 Kg bunga melati dibutuhkan 3 orang pekerja dengan waktu maksimal
pengerjaan 2 jam saja. Jika lebih dari 2 jam pengerjaan belum selesai pemisahan
kuntum bunga,maka sisa bunga tidak di ikutkan dalam proses.
Kuntum bunga yang telah dipisahkan dimasukkan kedalam
ekstraktor, kemudian ditambahkan pelarut dengan perbandingan 1 : 1,5 (untuk
posisi tidur) dan 1 : 4 (untuk posisi berdiri).
Proses ekstraksi memakan
waktu kurang lebih 2 – 5 jam, tergantung dari kecepatan rotasi ekstraktor dan
kondisi bunga dalam ekstraktor, jika sudah mulai coklat lebih baik proses
ekstraksi dihentikan. Setelah proses ekstraksi selesai maka pelarut disaring
dari ampas bunga, selain itu juga sisa pelarut yang masih menempel dibunga kita
pres sehingga kita kehilangan pelarut lebih minimal.
Larutan hasil ekstraksi
dimasukkan kedalam evaporator untuk dijadikan concrete, dengan waktu penguapan
selama 2 jam, suhu 30 – 40oC, tekanan 200 mmHg7.
Hasil dari concrete berupa lapisan lilin bunga, minyak
atsiri, pigmen bunga dan beberapa komponen bunga yang larut saat proses
ekstraksi. Bentuk hasil evaporasi yang pertama ini berbentuk seperti lilin padat,
namun jika proses evaporasi kurang sempurna maka lilin agak lembek.Proses
selanjutnya adalah menjadikan concrete menjadi absolute. Prosesnya adalah
melumat concrete dengan lumpang keramik, setelah itu dicampur dengan Et-OH p.a.
100%. Diaduk hingga menjadi seperti bubur, komposisi antara concrete dengan
pelarut adalah 1 : 8 sampai dengan 1 : 10, larutan diaduk terus, setelah itu
diendapkan dan dimasukkan kedalam freezer, fungsinya adalah untuk mengendapkan
lilin.
Setelah itu pisahkan larutan yang jernih diatas dari lilin
yang mengendap dibawah, setelah itu hasil larutan yang jernih tadi dipekatkan
dengan evaporator kembali dengan tujuan memisahkan alkohol dari minyak dengan
suhu 40oC, P : 200 mmHg. Hasil yang didapatkan berupa absolute jasmine, pekat,
agak kental dan memiliki bau harum. Hasil absolute ini meliki nilai jual yang
tinggi dipasaran dibandingan minyak atsiri dengan proses distilasi.
B.
Ekstraksi dengan alat soxhlet
Metode Ekstraksi dengan
alat soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi
bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu,
sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan pun lebih cepat.
Kerugian metode ini
ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk
ekstraksi senyawa yang tahan panas (Harper 1979).
v Prinsip Ekstraksi dengan alat
soxhlet
Prinsip kerja ekstraksi dengan alat soxhlet ialah ekstraksi dengan menggunakan
pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan
jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini
dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.
Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut
bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung
sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang
biasa digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih 1997).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian
dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong
tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini
berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara
langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar
bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid,
klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan
agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu
kosong diisi butir batu didih.
Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah
dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous (Lucas
1949).Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat
ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak
dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor.
Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk
pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar
lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah
emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat
pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet
menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar
kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian
menetes ke thimble.
Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini
terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan
lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut
sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak
dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).
Berikut ini adalah fungsi dari alat-alat/instrument yang menyusun
alat soxhlet
1.
Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan
juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2.
Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel
yang ingin diambil zatnya.
3.
Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi
pelarut yang menguap dari proses penguapan
4.
Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus,
bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus.
5.
Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi
sampel dan pelarutnya
6.
Hot
plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar