A.
Ekstraksi
dengan teknik emulsi membrane cair
Ekstraksi dengan emulsi membran cair merupakan proses
ekstraksi dengan mendispersikan fasa internal dalam pelarut yang tidak
bercampur, kemudian mendispersikan emulsi tersebut dalam fasa eksternal.
Umumnya fasa internal dan eksternal dapat bercampur, tetapi tidak dapat
bercampur dengan fasa membran.
Dalam bentuk cair, zat terlarut yang berbeda memiliki
kelarutan dan koefisien difusi yang berbeda. membran cair dapat menghasilkan
pemisahan selektif dan permeabilitas terjadi karena difusi koefisien dalam cairan
besarnya lebih tinggi, sehingga fluks yang lebih besar dapat diperoleh.
Membran cair dapat
dibuat dalam dua konfigurasi yang berbeda. Zat cair dapat diresapi dalam
pori-pori yang solid porus untuk dukungan mekanis. Bentuk ini umumnya dikenal
sebagai membran cair imobil. Dalam alternatif konfigurasi, fasa penerima adalah
emulsi dalam membran cair bercampur. Jenis membran cair ini dikenal sebagai
surfaktan cair atau membran cair emulsi. membran cair juga dapat dilakukan
dalam dua mode, dengan atau tanpa pembawa kation.
EMULSI
Beberapa definisi dari
emulsi , yaitu :
1) Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak mau
campur, biasanya air dan minyak dimana caira suatu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan yang lain.
2) Emulsi adalah suatu disperse di mana fase terdispers terdiri dari
bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak
bercampur.
3) Emulsi adalah suatu system heterogen, yang terdiri dari tidak kurang dari
sebuah fase cair yang tidak bercampur, yang terdispersi dalam fase cair
lainnya, dalam bentuk tetesan-tetesan, dengan diameter secara umum, lebih dari
0,1 μm.
Secara umum, emulsi
merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang tidak bercampur, yaitu
fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal).
Komponen emulsi :
· Fase dalam (internal)
· Fase luar (eksternal)
· Emulsifiying Agent (emulgator)
Flavour dan pengawet yang
berada dalam fasa air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam kadar yang cukup
untuk memenuhi yang diinginkan.Emulgator merupakan komponen yang peting untuk
memperoleh emulsi yang stabilAda dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu
tipe M/A dimana tetes minyak terdispersi
ke dalam fase air, dan tipe A/M dimana fase intern air dan fase ekstern adalah
minyak. Fase intern disebut pula dase dispers atau fase discontinue.
Penggunaan emulsi dibagi
menjadi dua golongan yaitu emulsi untuk pemakaian dalam dan emulsi untuk
pemakaian luar. Emulsi untk pemakaian dalam meliputi per oral atau pada injeksi
intravena yang untuk pemakaian luar digunakan pada kulit atau membrane mukosa
yaitu linemen, losion, cream dan salep. Emulsi untuk penggunaan oral biasanya
mempunyai tipe M/A. emulgator merupakan film penutup dari minyak obat agar
menutupi rasa tak enak itu. Flavour ditambahkan pada fase ekstern agara rasanya
lebih enak. Emulsi juga berpaedah untuk menaikan absorbsi lemak melalui dinding
usus. Penggunaan emulsi untuk parenteral dibutuhkan perhatian khusus dalam
produksi seperti pemilihan emulgator, ukuran kesamaan butir tetes untuk
injeklsi intravena. Lecithin tidak pernah dipakai karena menimbulkan hemolisa.
Pembuatan emulsi untuk injeksi dilakukan
dengan membuat emulsi kasar lalu dimasukan homogenizer, di tampung dalam botol
steril dan disterilkan dalam auto klap dan di periksa sterilitas serta ukuran
butir.
Sifat Emulsi
- Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair
dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan,
penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau
sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai
pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka
pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi
yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak,
maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini
adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit
untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format
(CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).
- Pengenceran
Dengan menambahkan
sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase
terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah.
Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.
Stabilitas Emulsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
emulsi, adalah:
1. Tegangan antarmuka rendah
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan
antarmuka
3. Tolakkan listrik double layer
4. Relatifitas phase pendispersi kecil
5. Viskositas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar